Sejarah Singkat Asrama
SMP Bruderan Purworejo
Keberadaan
Asrama Putra SMP Bruderan, seiring dengan kehadiran Brudera Karitas di
Purworejo. Pada permulaannya sekolah-sekolah didirikan masih dalam masa
pendudukan penjajahan Balanda. Sekolah sekolah yang ada pada waktu itu juga
menggunakan nama Belanda. Sekelolah tersebut yaitu HIS, Mulo, Schakelschool .
Pada
tanggal 12 Oktober 1929, lima orang
Bruder Karitas tiba di Jakarta dari Belanda. Kelima bruder tersebut adalah Br. Baudile FC, Br, Micheas FC, Br. Cresentius,
FC, Br. Gabinus FC, Br. Maturus, FC. Mereka tiba di Purworejo tanggal 15
Oktober 1929 pukul 16.00.
Sebelum Bruder Karitas membuka asrama, pada tahun 1934 sudah ada asrama Mulo. Tanggal 6 Januari 1935 , pada pesta tiga raja, tiga novis Bruder Sihingwidi mengikrarkan kaul I. Setelah profesi meraka mendapat tugas berbeda-beda. Bruder yang ditugasi di asrama SD yaitu Br. Paschalis, Br. Redemptus ditugasi di Schakelschool, dan Br. Alfonso mengajar di SD Tuksongo.
Pada
tahun 1942 sekolah-sekolah di Purworejo ditutup
oleh pemerinah Jepang, para bruder diintenir dari tahun 1942 – 1943. Setelah
perang selesai para bruder sudah bisa membuka sekolah lagi. Maka pada tangal 14
November 1949 rombongan belajar pertama siswa SMP Bruderan Purworejo dimulai.
Pada
tahun 1951 ada tiga bruder misionaris
datang dari Belanda. Yaitu
Br. Patricius FC, Br. Libanus FC, dan Br
Erminus, FC. Dengan kedatangan tiga
beruder tersebut Bruder Karitas membuka asrama untuk SMP dan SGA Bruderan
Purworejo. Pada tahun 1958 tarekat membeli
tanah di JL.KH Dahlan 5 Purworejo, untuk dibangun rumah pendidikan calon
bruder. Setelah pendidikan calon bruder pindah ke Yogya, maka tempat tersebut
pernah digunakan untuk TK Karitas dan SLB/C Karya Bakti, dan yang terakhir
digunaklan untuk Asrama putra SMP Bruderan sampai sekarang.
PROFIL ASRAMA
Situasi sekolah
swasta dan khususnya sekolah umum tidak seperti pada tahun 1980 an. Kenyataan
pemerintah telah membangun/mendirikan
sekolah di setiap kecamatan, hal ini berpengaruh pada keberadaan sekolah
swasta yang pembiayaannya mandiri, hanya mengharapkan bantuan dari uang sokolah
dari siswa. Semua sekolah swasta di kota
kecil atau kota kabupaten mengalami hal ini. Pemerintah tidak lagi membantu
tenaga guru yang digaji oleh pemerintah, semua guru dan karyawan sekolah
swasta gaji dibayar oleh sekolah. Tidak
ada lagi guru negeri ditempatkan di sekolah swasta, tidak ada lagi subsidi
untuk sekolah swasta dari pemerintah , kalau pun ada hanya bersifat temporal,
bukan lagi rutin.
Pikiran
dan perhatian diarahkan untuk mencari jalan agar sekokah SMP Bruderan tetap
hidup dan berkembang, sehingga tetap bisa berperan pendidikan anak muda sebagai
generasi penerus. Asrama yang dibuka pada
tahun 1951, dan sempat ditutup sekitar
tahun 1984 – 1990, karena tidak ada
tenaga bruder yang mengurus asrama.
Dengan kenyataan bahwa jumlah
murid sangat menentukan dalam kemampuan membiayai sekolah, maka asrama SMP
Bruderan di buka kembali oleh Br. Mikael, FC untuk mendukung jumlah murid SMP
Bruderan bertambah. Murid yang tinggal di asrama berasal dari luar kota
Purworejo.